Rabu, 13 Juli 2011

Prajurit Keraton Kasultanan Yogyakarta, 1929

“De lijfwacht van de sultan van Jogjakarta met hun wapens” (Sumber: Wikipedia dari koleksi Tropenmuseum of the Royal Tropical Institute (KIT) / Lisensi: Creative Commons / ).

Bregada Prajurit Prawiratama, salah satu bregada (kesatuan) prajurit di Keraton kasultanan Yogyakarta sedang beristirahat di salah satu halaman Keraton, kemungkinan di Kemandungan Lor (Keben) atau di Kemagangan Kidul. Diabadikan pada tanggal 9 Oktober 1929 oleh Dr. W.G.N. van der Sleen. Tidak ada informasi yang jelas dalam acara apa foto ini diambil. Mengingat tidak setiap saat para prajurit mengenakan busana parade resmi, kemungkinan pada tanggal tersebut sedang berlangsung upacara adat tertentu seperti Garebeg. Jikalah bukan, kemungkinan Sultan Hamengku Buwono VIII yang bertahta saat itu sedang menerima tamu kehormatan.

Sebagai catatan tambahan, saat Balatentara Jepang menguasai Yogyakarta pada tahun 1942, Sultan Hamengku Buwono IX yang bertahta saat itu membubarkan semua kesatuan prajuritnya, untuk melindungi dan menghindarkan keterlibatan mereka dalam Perang Asia Timur Raya.

Wayang Wong di Masa Sultan Hamengku Buwono VI, 1899

“De kroonprins in danskleding tijdens een dansvoorstelling in de kraton van de Sultan van Jogjakarta. Rechts Gusti Raden Mas Poetra (zoon van HB VII) en links in vrouwenkostuum Gusti Raden Mas Natapradja, ca. 1899” (Sumber: Wikipedia dari koleksi Tropenmuseum of the Royal Tropical Institute (KIT) / Lisensi: Creative Commons / ).

Jembatan Merah di Kota Bogor, 1904

“De heer en mevrouw Kool-Beijnen in hun rijtuig of deleman en de heer Kindermann met fiets op de Rode Brug in Buitenzorg.” (Sumber: Wikipedia dari koleksi Tropenmuseum of the Royal Tropical Institute (KIT) / Lisensi: Creative Commons / ).

Kota Bogor di tahun 1904. Sebuah adegan dimana orang-orang kulit putih (Belanda) ber-pose di sebuah tempat bernama Jembatan Merah di Kota Bogor. Pasangan Kool-Beijnen duduk diatas delman, sementara seseorang bernama Kindermann berdiri di samping dengan sepedanya. Seorang pribumi juga tampak tertangkap lensa sedang memperhatikan mereka di sisi belakang. Foto ini diabadikan oleh M. Louise Treub pada tanggal 17 Oktober 1904. Apakah nama Jembatan Merah di Kota Bogor ini masih ada? Dimana lokasi tepatnya?

Keluarga Lonkhuyzen di Semarang, 1910-1915

“De kinderen van de familie Lonkhuyzen met baboe in de tuin van hun woning in Semarang.” (Sumber: Wikipedia / Koleksi Tropenmuseum of the Royal Tropical Institute (KIT) / Lisensi: Creative Commons / ).

Anak-anak keluarga Lonkhuyzen bersama para pengasuhnya diabadikan di halaman (taman) rumahnya. Sebuah adegan di Kota Semarang, diabadikan sekitar tahun 1910-1915 oleh Rabin (Fotostudio).

Rumah Dinas Administratur Pabrik Gula Kalibagor, 1905

“Het echtpaar Pietermaat met Mej. Mulder op de veranda van hun woning op de suikeronderneming Kalibagor.” (Koleksi Tropenmuseum of the Royal Tropical Institute (KIT) / Lisensi: Creative Commons / ).

Keluarga Pieter Mulder berfoto di depan teras rumah dinas administratur Pabrik Gula Kalibagor (diabadikan pada tahun 1905). Untuk dicatat, Pabrik Gula Kalibagor yang berlokasi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini masih terus beroperasi hingga akhir tahun 1990an. Sayang, kondisi bangunannya saat ini tidak terawat karena sudah tidak lagi beroperasi.

Anda dapat perpartisipasi menambahkan deskripsi konten ini dengan menuliskan informasi dan tautan (link) terkait pada kolom komentar.

Rabu, 01 Juni 2011

23 July 2010

Kapal Marie

sejenis Kapal Angkut pada zaman kolonial sampai Ampera selesai dubuat, kapal ini menggunakan roda bagian belakang hingga waktu itu juga disebut kapal roda lambung. Konon kapal ini juga populer di Sungai Missisippi.

Palembang tempo doeloe.

http://iwandj.wordpress.com/2008/08/degrotemoskeetepalembanggebouwdtussen1738en1753voor1880.jpg

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Palembang 1738-173-1880

http://iwandj.files.wordpress.com/2008/08/moskeetepalembang1893.jpg?w=480

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang 1893

http://iwandj.files.wordpress.com/2008/08/degrotemoskeetepalembangcirca1915.jpg?w=480

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang 1915

http://iwandj.files.wordpress.com/2008/08/moskeetepalembangvoorbouwingcirca1930.jpg

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang 1930

http://iwandj.files.wordpress.com/2008/08/moskeetepalembangtijdensdeverbouwing1938.jpg?w=480

PALEMBANG TEMPO Doeloe

http:/iwandj.files.wordpress.com/2008/08/amperatempodulu.jpg
http://lemabang.files.wordpress.com/2009/03/ampera.jpg?w=480
http://lemabang.files.wordpress.com/2009/03/de-tengkoeroekkade-te-palembang-circa-1935?w=480.jpg
Jl Tengkuruk Palembang 1935.
http://lemabang.files.wordpress.com/2009/03/dempoweg-vanaf-jalan-segaran-te-palembang-circa-1935.jpg?w=480
Jl Segaran Palembang 1935.
http://lemabang.files.wordpress.com/2009/03/sekanak-rivier-te-palembang-circa-1935.jpg?w=480
Sekanak, Palembang 1935.

Peta Palembang 1821.


Masjid kesultan Sriwijaya ( Sekarang Masjid Agung )


Sketsa Kraton Kesultanan Sriwijaya.


Tarian Gending Sriwijaya.


Kain Songket Palembang.

Pengrajin Songket Palembang.



Masa penjajahan Belanda.

Pasar Zaman Penjajahan Belanda

Masa Penjajahan Belanda

Jl Jend Soedirman toko De Zon ( Matahari )

Pembangunan gedung ledeng

Gedung Ledeng (sekarang kantor Walikota )



Jembatan Kertapati

Jembatan kertapati saat di bangun.


Suasana terminal cinde.

Termial Cinde.
Sungai sekanak 1935

Perahu kajang, sarana transportasi sungai.

Kantor Pos 1935.


PEMBANGUNAN JEMBATAN AMPERA 1962





PALEMBANG TEMPO DULU