"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya" itulah sepenggalan kalimat yang pernah disampaikan guru saya dulu ketika SD, untaian kalimat yang memiliki makna besar yang ingin disampaikan guru saya kepada murid-muridnya bahwa kebebasan yang sekarang kita rasakan tidak di raih dengan cara mudah melainkan dibutuhkan perjuangan yang tidak sedikit, harta dan jiwa jadi taruhanya dan semua itu telah 'mereka' lakukan untuk bangsa ini. 'Mereka' adalah orang-orang yang telah berjasa mengantarkan Indonesia ini dari belenggu penjajahan, 'Mereka' adalah orang-orang yang telah memberikan indahnya nafas kebebasan dan 'Mereka'lah orang-orang yang telah terbaring dengan damai dengan seulas senyum menyaksikan Indonesia merdeka.
Mungkin itulah sedikit ilustrasi dari saya sebagai bentuk penghormatan kepada 'Mereka' para pahlawan Indonesia dan tentunya keberhasilan Indonesia ini merdeka tidak lepas dari sosok penuh wibawa, seorang proklamator dan seluruh dunia pun mengakui kepemimpinanya siapa lagi kalau bukan Soekarno, presiden pertama Indonesia. Beliaulah sosok penggerak dan menjadi orang paling penting atas merdekanya negara Indonesia ini.
Untuk mengenang kepemimpinan beliau disini akan saya share beberapa koleksi photo klasik Soekarno, mungkin photo-photo ini sudah jarang kita dapatkan dibuku-buku sejarah dalam photo ini tergambar jelas bagaimana Soekarno bisa menjadi panutan semua orang. Photo ini diambil pada tahun 1956 ketika Soekarno beserta rombongan melawat ke negeri Paman Sam dan berjumpa dengan presiden JF Kennedy, dalam photo tersebut juga memperlihatkan begitu akrabnya Soekarno dengan JF Kennedy dan ditengah kesibukannya mengurus negara Soekarno dan rombongan masih menyempatkan untuk Shalat.
Semoga koleksi photo Soekarno diatas bisa memperkuat rasa nasionalisme kita, akhir kata Dirgahayu Indonesia yang ke-46, semoga kedepannya Indonesia bisa menjadi lebih baik. MERDEKA !!!
Ir. Soekarno Lahir tanggal 6 juni 1901, surabaya, Ir. Soekarno adalah proklamator dan presiden pertama RI (1945-1967), ia lebih dikenal dengan panggilan "Bung Karno". Ia juga dikenal sebagai penggali pancasila yg kemudian menjadi dasar negara RI, ia menyandang 26 gelar doktor kehormatan dari berbagai universitas diseluruh dunia. Mula-mula bung karno menuntut ilmu disekolah desa, inlandsche school (tulung agung) > setelah itu ia masuk Europese lagere school (mojokerto) > kemudian ia diterima di Hogere Burger School (surabaya) > juni 1921 ia melanjutkan ke Technische Hogere school (bandung), setelah ia menyelesaikan kuliahnya (1926) ia terjun sepenuhnya dalam dunia politik. Karena dinilai sebagai tokoh berbahaya oleh gubernur jendral De Jonge, bung karno ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores > dipindahkan lagi ke Bengkulu > dipindahkan lagi ke Padang > kemudian dibawa tentara jepang ke Jawa. Dalam sidang BPUPKI (1 Juni 1945), bung karno mengajukan lima konsep dasar negara, setelah mengalami beberapa perubahan kemudian ke lima konsep tersebut dikenal dengan nama PANCASILA.
INSIDEN SOEKARNO
Pada pertengahan tahun 1946, kebijaksanaan kabinet Sjahrir adalah Berunding dengan Belanda. Perundingan Indonesia-Belanda di Hoge Veluwe (14-24 April 1946) diwakili oleh Suwandi, Soedarsono dan AK Pringgodigdo, selaku delegasi resmi Republik Indonesia. Semua utusan ini sudah kembali pada 29 April 1946. Perundingannya sendiri diyakini tidak membawa hasil apa-apa. Bersama delegasi turut serta pulang ketanah air, Dr Saroso, anggota Tweede Kamer, Setiadjit Soegondo, dan ketua PI (perhimpunan Indonesia) Drs Maruto Darusman. Pada pertengahan bulan Mei 1946 di Belanda berlangsung pemilihan umum dan pada bulan Juli terbentuk kabinet baru Belanda dengan Beel sebagai perdana menteri. Salah satu program kabinet Beel terpenting, adalah menyelesaikan politik di Indonesia. Sesuai perkembangan yang terjadi, maka Belanda amat sulit bergeser dari apa yang paling bijak dilakukan yaitu berunding dengan Republik Indonesia, Maka menghadapi ini, pada 10 September 1946 melalui undang-undang dilantiklah oleh Sri Ratu sebuah badan namanya Komisi Jenderal. Anggotanya 3 orang terhormat yaitu Dr Schermerhorn mantan perdana Menteri, van Poll (dari KVP) dan de Boer (wakil kaum Liberal). Di Indonesia, mendengar jago-jago Belanda ini, tibullah inisiatip untuk memajukan jagonya juga. Tapi siapa ?. Rupanya pilihan jatuh pada Presiden RI, Soekarno. Bagi Indonesia, tidak ada pilihan lain. Bukankah Soekarno sudah dikenal dunia ?. Reputasinya sudah cukup memenuhi syarat. Maka Dr Soedarsono (Mendagri), memberi tahu fihak Belanda bahwa sehubungan kedatangan Komisi Jenderal untuk berunding, maka Republik Indonesia mencalonkan Soekarno sebagai ketua delegasi. Tapi Belanda menolak dengan halus. Hal ini dibicarakan serius dalam rapat Komis Jenderal dan sempat pula dilaporkan kepada Menteri seberang lautan Jonkman pada tanggal 21 September 1946 (Dokumen OBBNIB no.171, 172, 173 dan 174) Rupanya pihak Belanda amat serius dan berpikir maju mundur karena khawatir akan ada salah pengertian dari pihak Indonesia. Schermerhorm sendiri sampai-sampai menggunakan istilah "Insiden Soekarno". Dengan sangat hati-hati dikatakannya, Walaupun kini Belanda menolak penunjukan Soekarno sebagai ketua delegasi, secara pribadi dia menyatakan kesediaannya untuk berbicara dengan Soekarno dibelakang hari. Prof Schermerhorn menilai bahwa Soekarno adalah pemegang kekuasan yang sebenarnya diwilayah Republik, yang mau atau tidak harus mereka hadapi dikemudian hari. (disarikan dari berbagai sumber, khususnya dari bukuHubungan Indonesia-Belanda periode 1945-1950 oleh Drs Basuki Suwarno. Diterbitkan oleh Dep.Lu 2005)
Galeru Romusha dan Jugun Ianfu
GALERY
Propaganda Nippon Manis diawal - Kemudian Kejam melebihi Kekejaman Belanda
Menurut catatan sejarah Soekarno terlibat langsung pada aktivitas "Romusha" - bukan sebagai pekerja tapi sebagai mobilisator. Pada Gambar diatas terlihat Soekarno dengan latar belakang para pekerja Romusha. Lalu pertanyaannya : Bagaiamana itu bisa terjadi ???
Seboeah dokoemen pada salah satoe Soerat Kabar jang mengoetoek "projek Romusha" Soekarno
Bukan cuma Romusha saja - Gambar diatas menunjukkan Para Comfort Women atau fujingkau atau iugun yanfu diangkut keseluruh wilayah jajahan Jepang hanya untuk pemuas nafsu binatang para serdadu Jepang
Presiden Soekarno berziarah di makam Romusha Pekanbaru Riau, 21Juni 1948
Mari kita merenungkan Proklamator Kemerdekaan Bangsa kita setiap memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Menarik sekali acara Kick Andy minggu dengan bintang tamu Guruh Soekarnoputra ketika ditanyakan padanya apakah Bung Karno meninggal secara wajar atau dibunuh secara perlahan-lahan atau diracun?? Pertanyaan ini menjadi perhatian bangsa Indonesia atas nasib Sang Proklamator yang jasanya sangat besar terhadap kemerdekaan Indonesia. Dengan lembut Guruh Soekarnoputra mengatakan bahwa ada sinyalemen kearah situ namun sulit untuk di buktikan. Ketika ditanyakan lagi apakah Anda dendam terhadap Orde Baru yang memperlakukan orang tua Anda dengan kejam?? Guruh Soekarnoputra mengatakan bahwa orang tuanya tidak mengajarkan dendam dan dia telah memaafkan orang-orang tersebut. Itulah sekelumit kisah Bung Karno dari Putranya Guruh Soekarnoputra. Bagaimana kisah Bung Karno dari orang lain yang bersimfati kepada beliau. Inilah kisahnya:
SEJARAH; SOEKARNO Malam minggu. Hawa panas dan angin seolah diam tak berhembus. Malam ini saya bermalam di rumah ibu saya. Selain rindu masakan sambel goreng ati yang dijanjikan, saya juga ingin ia bercerita mengenai Presiden Soekarno. Ketika semua mata saat ini sibuk tertuju, seolah menunggu saat saat berpulangnya Soeharto, saya justru lebih tertarik mendengar penuturan saat berpulang Sang proklamator. Karena orang tua saya adalah salah satu orang yang pertama tama bisa melihat secara langsung jenasah Soekarno. Saat itu medio Juni 1970. Ibu yang baru pulang berbelanja, mendapatkan Bapak ( almarhum ) sedang menangis sesenggukan. " Pak Karno seda " ( meninggal ) Dengan menumpang kendaraan militer mereka bisa sampai di Wisma Yaso. Suasana sungguh sepi. Tidak ada penjagaan dari kesatuan lain kecuali 3 truk berisi prajurit Marinir ( dulu KKO ). Saat itu memang Angkatan Laut, khususnya KKO sangat loyal terhadap Bung Karno. Jenderal KKO Hartono - Panglima KKO - pernah berkata , " Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO. Merah kata Bung Karno, merah kata KKO " Banyak prediksi memperkirakan seandainya saja Bung Karno menolak untuk turun, dia dengan mudah akan melibas Mahasiswa dan Pasukan Jendral Soeharto, karena dia masih didukung oleh KKO, Angkatan Udara, beberapa divisi Angkatan Darat seperti Brawijaya dan terutama Siliwangi dengan panglimanya May.Jend Ibrahim Ajie. Namun Bung Karno terlalu cinta terhadap negara ini. Sedikitpun ia tidak mau memilih opsi pertumpahan darah sebuah bangsa yang telah dipersatukan dengan susah payah. Ia memilih sukarela turun, dan membiarkan dirinya menjadi tumbal sejarah. The winner takes it all. Begitulah sang pemenang tak akan sedikitpun menyisakan ruang bagi mereka yang kalah. Soekarno harus meninggalkan istana pindah ke istana Bogor . Tak berapa lama datang surat dari Panglima Kodam Jaya - Mayjend Amir Mahmud - disampaikan jam 8 pagi yang meminta bahwa Istana Bogor harus sudah dikosongkan jam 11 siang. Buru buru Bu Hartini, istri Bung Karno mengumpulkan pakaian dan barang barang yang dibutuhkan serta membungkusnya dengan kain sprei. Barang barang lain semuanya ditinggalkan. " Het is niet meer mijn huis " - sudahlah, ini bukan rumah saya lagi , demikian Bung Karno menenangkan istrinya. Sejarah kemudian mencatat, Soekarno pindah ke Istana Batu Tulis sebelum akhirnya dimasukan kedalam karantina di Wisma Yaso. Beberapa panglima dan loyalis dipenjara. Jendral Ibrahim Adjie diasingkan menjadi dubes di London . Jendral KKO Hartono secara misterius mati terbunuh di rumahnya. Kembali ke kesaksian yang diceritakan ibu saya. Saat itu belum banyak yang datang, termasuk keluarga Bung Karno sendiri. Tak tahu apa mereka masih di RSPAD sebelumnya. Jenasah dibawa ke Wisma Yaso. Di ruangan kamar yang suram, terbaring sang proklamator yang separuh hidupnya dihabiskan di penjara dan pembuangan kolonial Belanda. Terbujur dan mengenaskan. Hanya ada Bung Hatta! dan Ali Sadikin - Gubernur Jakarta - yang juga berasal dari KKO Marinir. Bung Karno meninggal masih mengenakan sarung lurik warna merah serta baju hem coklat. Wajahnya bengkak bengkak dan rambutnya sudah botak. Kita tidak membayangkan kamar yang bersih, dingin berAC dan penuh dengan alat alat medis disebelah tempat tidurnya. Yang ada hanya termos dengan gelas kotor, serta sesisir buah pisang yang sudah hitam dipenuhi jentik jentik seperti nyamuk. Kamar itu agak luas, dan jendelanya blong tidak ada gordennya. Dari dalam bisa terlihat halaman belakang yang ditumbuhi rumput alang alang setinggi dada manusia !. Setelah itu Bung Karno diangkat. Tubuhnya dipindahkan ke atas karpet di lantai di ruang tengah. Ibu dan Bapak saya serta beberapa orang disana sungkem kepada jenasah, sebelum akhirnya Guntur Soekarnoputra datang, dan juga orang orang lain. Namun Pemerintah orde baru juga kebingungan kemana hendak dimakamkan jenasah proklamator. Walau dalam Bung Karno berkeingan agar kelak dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor . Pihak militer tetap tak mau mengambil resiko makam seorang Soekarno yang berdekatan dengan ibu kota. Maka dipilih Blitar, kota kelahirannya sebagai peristirahatan terakhir. Tentu saja Presiden Soeharto tidak menghadiri pemakaman ini. Dalam catatan Kolonel Saelan, bekas wakil komandan Cakrabirawa, " Bung karno diinterogasi oleh Tim Pemeriksa Pusat di Wisma Yaso. Pemeriksaan dilakukan dengan cara cara yang amat kasar, dengan memukul mukul meja dan memaksakan jawaban. Akibat perlakuan kasar terhadap Bung Karno, penyakitnya makin parah karena memang tidak mendapatkan pengobatan yang seharusnya diberikan. " ( Dari Revolusi 1945 sampai Kudeta 1966 ) dr. Kartono Mohamad yang pernah mempelajari catatan tiga perawat Bung Karno sejak 7 februari 1969 sampai 9 Juni 1970 serta mewancarai dokter Bung Karno berkesimpulan telah terjadi penelantaran. Obat yang diberikan hanya vitamin B, B12 dan duvadillan untuk mengatasi penyempitan darah. Padahal penyakitnya gangguan fungsi ginjal. Obat yang lebih baik dan mesin cuci darah tidak diberikan. ( Kompas 11 Mei 2006 ) Rachmawati Soekarnoputri, menjelaskan lebih lanjut, " Bung Karno justru dirawat oleh dokter hewan saat di Istana Batutulis. Salah satu perawatnya juga bukan perawat. Tetapi dari Kowad " ( Kompas 13 Januari 2008 ) Sangat berbeda dengan dengan perlakuan terhadap mantan Presiden Soeharto, yang setiap hari tersedia dokter dokter dan peralatan canggih untuk memperpanjang hidupnya, dan masih didampingi tim pembela yang dengan sangat gigih membela kejahatan yang dituduhkan. Sekalipun Soeharto tidak pernah datang berhadapan dengan pemeriksanya, dan ketika tim kejaksaan harus datang ke rumahnya di Cendana. Mereka harus menyesuaikan dengan jadwal tidur siang sang Presiden ! Malam semakin panas. Tiba tiba saja udara dalam dada semakin bertambah sesak. Saya membayangkan sebuah bangsa yang menjadi kerdil dan munafik. Apakah jejak sejarah tak pernah mengajarkan kejujuran ketika justru manusia merasa bisa meniupkan roh roh kebenaran ? Kisah tragis ini tidak banyak diketahui orang. Kesaksian tidak pernah menjadi hakiki karena selalu ada tabir tabir di sekelilingnya yang diam membisu. Selalu saja ada korban dari mereka yang mempertentangkan benar atau salah. Butuh waktu bagi bangsa ini untuk menjadi arif. Kesadaran adalah Matahari Kesabaran adalah Bumi Keberanian menjadi cakrawala Keterbukaan adalah pelaksanaan kata kata ( * WS Rendra ) .
Foto Naskah Asli Teks Proklamasi
Naskah Asli Indonesia Raya
Berbagai tempat Bersejarah Indonesia antara lain antara lain Kediaman Bung Karno di Blitar, Bengkulu Musium Bung Karno di Blitar dan benda benda bersejarah lainnya.